Selamat Datang di Jamsostek Kantor Cabang Pangkalpinang, Negeri Laskar Pelangi

Pariwisata di Pulau Bangka dan Belitung

>> Rabu, 14 Januari 2009

Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah propinsi di timur pulau Sumatra yang dulu merupakan bagian dari propinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah propinsi ini adalah 81.724,74 km², terdiri dari daratan 16.423,74 km² dan lautan 65.301 km² dengan garis pantai sepanjang 1200 km. Propinsi Bangka Belitung didiami oleh 1.000.177 jiwa dan mayoritas penduduk adalah suku melayu. Bangsa Tionghoa menempati posisikedua etnis terbesar sebanyak 30 %.

Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai propinsi berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 2000 pada 4 Desember 2000. Disahkan baru pada 9 Februari 2002, propinsi baru ini menetapkan bekas ibu kota kabupaten, Pangkalpinang sebagai ibu kota propinsi. Awalnya, Propinsi Bangka Belitung hanya terdiri dari 3 Daerah Tingkat II, yaitu Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Sejak 23 Januari 2003, jumlah kabupaten dimekarkan dengan menambah 4 kabupaten baru yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur.

Propinsi Bangka Belitung memiliki dua 2 bandar udara, masing masing Bandara Depati Amir di Pangkalpinang, Pulau Bangka dan Bandara H. AS Hanandjoeddin di Tanjungpandan, Belitung. Dengan pesawat, Bangka hanya sejauh 2,5 jam dari Jakarta. Empat pelabuhan laut untuk penumpang yang ada di Propinsi ini adalah Pangkalbalam, Tanjung Kalian, Mentok dan Tanjungpandan. Kebanyakan angkutan darat dilayani oleh opelet dan taksi. Terminal-terminal angkot ada di tiap ibu kota kabupaten. Bangka Belitung memiliki hotel dan penginapan sebanyak 61 buah dengan total kamar mencapai 1.054 buah.

Sebagai propinsi kepulauan, Bangka Belitung memiliki potensi besar dalam bidang wisata bahari. Hampir semua pantai di Kepulauan ini adalah merupakan tipikal pantai santai yang berpasir putih dengan ombak yang sangat tenang. Pantai-pantai yang sangat landai tersebut masih sangat bersih dan alami karena tingkat polusi tanah dan air yang belum terlalu besar di lingkungan pesisir. Bahkan, banyak pantai yang belum terjamah industri bisa dijadikan tempat petualangan yang seru.



Pantai Hakok (Parai Tenggiri)

Lokasinya Dekat dengan kota Sungailiat (se
kitar 45 Menit dari Kota Pangkalpinang)
pantai ini memiliki pemand
angan yang sangat indah, dan memiliki struktur pantai yang terbilang langka, enak untuk dipakai mandi dan berenang, karena pantainya tidak dalam, dengan ombak yang lembut, dikelilingi oleh karang-karang alami yang sangat indah. selain pantai ini di pulau Bangka masih banyak pantai lainnya yang tidak kalah indahnya, seperti pantai pasir padi (pangkalpinang), Pantai rebo' (sungailiat), pantai romodong (Belinyu), pantai tanjung pesona (sungailiat), dll.


Phak Kak Liang
Menurut cerita di masyarakat set
empat, Phak Kak Liang adalah nama sang pembuat danau. Di sekeliling danau terdapat perkampungan perkampungan orang Tionghoa. Rumah-rumah pendudukpun masih menggunakan arsitektur bergaya oriental. Danau Phak Kak Liang berada sekitar 57 km dari Sungailiat. Tak hanya di sekeliling Danau Phak Kak Liang, perkampungan orang Tionghoa juga bisa ditemui di Pari Tiga Jebus, Kuto Panji Belinyu, Kampung Bintang, Pangkalpinang, dan Desa Mengkuban Manggar.Yang tak kalah menariknya dari kawasan ini adalah pengunjung dapat menyaksikan ikan air tawar yang besar-besar bermunculan dari permukaan air, apabila wisatawan memberikan sekedar makanan ikan yang telah disediakan oleh penjaga setempat dan menurut cerita bahwa ikan-ikan tersebut tidak boleh dipancing atau dimakan.

Orang Tionghoa yang tinggal di Kepulauan Bangka Belitung umumnya berasal dari etnis Khek dan Hokian. Mereka mulai tinggal di tanah Bangka dan Belitung sejak abad 18. Banyak penduduknya yang masih punya keterkaitan sejarah dengan negara China. Sehingga tak hanya unsur budaya fisik saja, pemerintah Propinsi Bangka Belitung juga berupaya melestarikan tradisi turun temurun etnis Tionghoa di Bangka. Unsur tradisi yang dikembangkan dengan tujuan memajukan pariwisata daerah adalah Festival Imlek, Perayaan Pe Chun, Ritua Sembahyang Kubur, Barongsai dan Liong. (Rob/290408)

Tambah Gambar

Gunung Menumbing
Kompleks Giri Sasana Menumbing, di Muntok Kabupaten Bangka Barat tempat diasingkannya Presiden Soekarno dan kawan-kawan, seperti tinggal nama. Aset sejarah itu terkesan dibiarkan dan diasingkan.Selain Bung Karno, sejumlah tokoh nasional juga pernah diasingkan di bangunan yang terletak di pucuk Gunung Menumbing ini. Sebut, misalnya, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sekretaris Negara Pringgodigdo, Menteri Luar Negeri Agus Salim, Menteri Pengajaran Ali Sastroamidjojo, Ketua Badan KNIP Mr Assaat,Wakil Perdana Menteri Mr Moh Roem dan Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara S Suryadarma.

Berdasarkan informasi tertulis yang dipajang di ruang 102, Soekarno dan kawan-kawan dibawa ke tempat ini dibagi menjadi tiga kelompok atau rombongan.Rombongan pertama adalah Mohammad Hatta, Mr A.G. Pringgodigdo, Mr. Assaat, dan Komodor Udara S Suryadarma. Mereka datang ke tempat ini tanggal 22 Desember 1948 dari Yogyakarta. Rombongan kedua adalah Mr. Moh Roem dan Mr. Ali Sastroamidjojo, yang dibawa lansung oleh Belanda dari Yogyakarta ke Manumbing pada tanggal 31 Desember 1948 dan rombongan ketiga adalah Bung karno dan Agus Salim didatangkan ke Bangka pada tanggal 6 februari 1949 dari tempat pengasingannya Kota Prapat, Sumatera Utara yang berdekatan dengan Danau Toba. Mereka datang dengan pesawat Catalina yang mendarat di Muara Sungai Pangkalbalam. Soekarno dan H. Agus Salim ini dipindahkan ke Bangka atas permintaan Presiden Soekarno agar mudah konsultasi dengan Moh. Hatta, atas permintaan Soekarno juga rombongan dibagi 2 yaitu menginap di Menumbing dan Wisma Ranggam

Di komplek dengan ketinggian sekitar 445 meter dari permukaan laut itu lah, Soekarno dan kawan-kawan menjalani hari-harinya semasa pengasingan. Sayangnya, aset itu tak terawat. Padahal di tempat itu banyak dihasilkan keputusan penting terkait dengan keberlangsungan negara ini.

Perjalanan ke sana memang membuat jantung deg-degan. Maklum jalan menuju puncak hanya untuk satu jalur mobil dan berbelok-belok. Ditambah lagi aspal lama yang ditumbuhi jamur membuat jalan agak sedikit licin. Bila musim hujan jalan menjadi sangat licin, sehingga kerapkali tidak bisa dilewati. Hutan yang terlihat dari balik kaca mobil masih kelihatan asri. Pohon-pohon yang besar, mungkin sejak dulu belum pernah ditebang . Setelah menempuh perjalanan dengan melewati jalan yang terjal, licin, dan berbelok-belok, dan pos satpam di pintu masuk akhirnya sampailah di Kompleks Giri Sasana Menumbing tersebut.Untuk masuk kewilayah ini, pengunjung dikenakan biaya,satu orang Rp2.000 dan untuk mobil Rp10.000. Tidak mahal untuk ukuran sekarang.

Tidak ada data pasti kapan Kompleks Giri Sasana Menumbing ini dibangun. Giri Sasana Menumbing ini dibangun oleh para pekerja rodi masa penjajahan Belanda pada tahun 1927. Sementara dari sumber lain menyebutkan komplek itu dibangun pada tahun 1890 dan sumber lainnya pada tahun 1932. Bangunan ini sempat digunakan oleh Banka Tin Winning, cikal bakal PT Timah. Arsitektur bangunan pun kelihatan apik. Dinding dibuat dengan batu granit.

Di atas lahan seluas dua hektar itu terdapat tiga bangunan, yakni bangunan utama yang terdiri 6 kamar dan dua paviliun terdiri 6 kamar dan 7 kamar. Tahun 1996, Pemerintah Kabupaten Bangka, saat itu masih tergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan, menyewakan bangunan bersejarah tersebut kepada PT Carmeta selama 15 tahun untuk dikelola sebagai hotel dan restoran. Giri Sasana Menumbing pun berubah nama menjadi Hotel Jati Menumbing. Ada sekitar 30 kamar di sana. Pada awal-awal pengelolaan, wisatawan lokal ataupun mancanegara banyak berkunjung dan menginap di hotel tersebut. Namun, sejak dua tahun terakhir, para pengunjung, baik yang hanya sekadar datang atau menginap sepi sekali.

Entah apa alasan Pemkab Bangka waktu itu, mengizinkan Komplek Giri Menumbing tersebut dikontrakkkan kepada PT Carmeta yang selanjutnya dijadikan Hotel Menumbing. Sayang sekali di tempat aset sejarah itu pun dibangun menara sarana telekomunikasi dan stasiun pemancar siaran televisi. Secara tak sadar keberadaan menara itu jelas merusak lanskap keseluruhan situs bersejarah tersebut.

Karena sepinya pengunjung, membuat pemasukan hotel sangat minim. Akibatnya, genset yang biasa digunakan sebagai sumber penerangan tidak dihidupkan lagi. Terpaksa, pada malam hari menggunakan lampu minyak tanah sebagai penerang.

Di gedung utama itulah terdapat kamar Bung Karno pada masa pengasingan dulu pada tahun 1948. Namun besi yang dulu dijadikan terali sudah tidak ada dan dibiarkan plong. Saat Megawati berkunjung ke sana, dia meminta besi itu dipasangkan lagi. Di gedung itu pun terdapat sebuah lonceng yang sering digunakan tentara Belanda untuk keperluan tertentu.
Di depan kamar 102 dipajang mobil Ford de luxe delapan silinder dengan pelat nomor BN 10. Mobil itu kerap dipakai Bung Karno saat mengujungi rakyat Muntok dan Pangkalpinang maupun daerah lainnya di wilayah Bangka. Namun, mobil bercat hita
m dibuat tahun 1948 itu kini sudah tak bermesin.

Soal arsip-arsip peninggalan Soekarno pun tak bisa ditemukan di Sasana Menumbing. Tak tahu ke mana jejaknya. Hanya saja arsip-arsip itu pernah terlihat di Wisma Ranggam dan dalam keadaanya sudah banyak dimakan rayap.

Di dalam kamar 102 itu, selain gambar-gambar Soekarno, gambar Hatta, tokoh-tokoh politik Indonesia karya M Isa Djamaludin, dan beberapa tulisan Koran terpajang di sejumlah dinding. Di dalam kamar itu selain di dapati meja dan kursi kerja Bung Karno, juga terdapat meja tulis dari batu pualam. Di kamar itu Bung Karno menjamu tamunya, seperti Bung Hata diasingkan di gedung/vila yang berbeda. Memasuki kamar ini, para pengunjung harus membuka sepatu maupun sandal. Larangan yang ditulis dengan spidol kecil itu sudah buram dengan tipe penulisan yang terpisah-pisah. Sebelah kanan pintu masuk terdapat tulisan Bung Hatta tertanggal 17 Agustus 1951, yang ditulis di plat besi kuningan dan bertuliskan, “Kenang-kenangan Menumbing. Di bawah sinar gemerlap, terang tjuatja Bangka, Djokdjakarta, Djakarta. Hidup Pantjasila, Bhineka Tunggal Ika.”

Sementara di kamar 101 terdapat ada dua buah bed kayu bersprei putih. Tak jelas bed/ranjang mana yang dijadikan Bung Karno untuk merebahkan badannya. Di kamar itu pun terdapat meja tulis dan sebuah serambi untuk duduk-duduk melihat pemandangan di luar dan ada juga lemari tiga pintu tempat Bung Karno untuk menyimpan pakaian. Sumber : UBB site



Desa Wisata Nelayan Kurau
Terletak 50 km dari kota Sungailiat ke arah selatan. Perkampungan nelayan dengan kegiatan sehari-harinya sebagai pencari ikan tradisional di laut dengan kesederhanaan perkampungannya. Pengunjung dapat melakukan kegiatan berperahu menelusuri sungai.

Desa Wisata Bali Trans IV Batu Betumpang
Merupakan desa percontohan dengan penduduk berasal dari daerah B
ali, bersihnya perkampungan, sifat gotong-royong, Balai Banjar, dan Pura tempat sembahyang umat Hindu Bali yang mempunyai ciri khas Bali dengan tingginya seni dan budaya, merupakan atraksi yang dapat disaksikan wisatawan yang berkunjung kesini. Lokasinya 140 km dari kota Sungailiat, tepatnya di kecamatan Payung.

Hutan Wisata Sungailiat

Terletak di jantung kota Sungailiat dan tepatnya di hadapan Mesjid Agung Sungailiat, tempat ini sering diadakan tempat berkemah bagi anak-anak muda/pelajar dan pramuka dan tempat ini juga baik untuk istirahat sekedar menikmati pepohon
an yang lebat dan tinggi.

Kolam Pemancingan
Tempat ini sering digunakan oleh masyarakat untuk beristirahat dengan semilir angin dibawah pohon kelapa dan setiap harinya dipergunakan untuk memancing air tawar dengan ikan yang cukup beragam, lokasi ini berada di pinggir Jalan Sudirman Sungailiat.

Air Panas Pemali

Objek wisata satu ini merupakan aset wisata pantai yang terletak didesa Pemali Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka, sekitar 20 km dari Kota Sungailiat. Air panas ini berasal dari air tanah aktif yang mengeluarkan belerang yang sangat cocok bagi wisatawan yang datang untuk kesehatan atau menghilangkan pegal-pegal de
ngan cara berendam dikolam air yang disediakan. Lokasi sumber air panas di Pemali pertama kali ditemukan pada zaman kolonial Belanda. Pada saat itu dilakukan eksplorasi timah oleh perusahaan B.T.W. (Bangka Tin Winning Bedrijt) yaitu perusahaan milik Belanda yang khusus bergerak disektor pertambangan timah di Pulau Bangka.

Setelah kemardekaan RI perusahaan penambangan timah diambil alih dari pemerintahan kolonial menjadi sebuah perusahaan penambangan yang dimiliki oleh negara, yakni PT. TIMAH dan secara otomatis keberadaan lokasi sumber air panas menjadi bagian kepemilikan dan pengelolaan PT Timah. pada era dasa warsa 70-an, air panas Pemali dipugar dan dikembangkan oleh perusahaan Timah, yang selama beberapa tahun sempat terawat dengan baik dan menjadi salah satu tempat rekreasi masyarakat .

Batu Balai
Di Mentok, objek wisata batu besar menyerupai kapal besar, menurut legenda dan cerita rakya
t, batu tersebut terbentuk dikarenakan hukuman orangtua kepada anaknya yang tidak mengakui ibu kandungnya sendiri. Konon, cerita pada zaman dahulu ada sebuah keluarga miskin yang mempunyai anak laki-laki yang merantau keluar daerah untuk mencari kehidupan yang lebih baik, setelah beberapa tahun merantau di negeri orang, anak laki-laki tersebut berhasil dan menjadi saudagar kaya, dan pada saat pulang ke kampung halaman menemui orangtuanya, ia tidak mengakui ibunya yang tua renta setelah puluhan tahun tidak bertemu, dikarenakan malu dengan istrinya yang cantik jelita.

Karena tidak diakui oleh anaknya, ibu dari anak laki-laki tersebut mohon kepada Tuhan untuk memberikan pelajaran atau kutukan kepada anaknya. Berkat doa ibunya tersebut, pada saat itu juga anak laki-lakinya itu beserta rombongan kapalnya menjadi batu. Cerita ini sama dengan cerita si Malin Kundang yang sangat terkenal itu, yang berasal dari Sumatera Barat/Padang.

WISATA ALAM BEBAS / BIO (BANGKA ISLAND OUTDOOR)
Bio (Bangka Island Outdoor) adalah suatu tempat Pelatihan Bimbingan dan Pendidikan ko
nseling terpadu yang menciptakan suatu Investasi Kerja oleh seseorang karena telah ditemukannya kembali sesuatu potensi didalam dirinya yang selama ini mungkin belum termanajemen dengan baik atau belum pernah tergali sama sekali. Karena ditempat ini memang dibentuk sedemikian rupa sehingga suasana yang membuat orang-orang bisa mengembalikan kepercayaan dirinya dan menciptakan sesuatu hal-hal yang baru baik untuk diri pribadi maupun untuk orang lain dalam bentuk yang luas.
Tempat ini berada di Desa Deniang, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka,.±16 km dari Kota Sungailiat. Kawasan ini merupakan peninggalan penambangan timah yang dibentuk guna kegiatan alam bebas. Para wisatawan dapat meiakukan kayaking, jungle trekking, mangrove walk, alpine tower, mountain cyclin
g dan masih banyak lagi yang dapat dinikmati

Lokasi
20 km dari Kota Sungailiat

Desa Mabat
Kecamatan Bakam

KEBUN WISATA PASIRMUKTI
Kebun Wisata Agro yang ramah lingkungan dengan panorama hamparan
sawah di antara kebun buah dan kolam ikan. Terletak diantara desa Tajur, Pasirmukti dan Gunungsari, kecamatan Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Melalui wisata agro yang mendidik dan menghibur, kami memberikan pengenalan dan pengetahuan pertanian bagi masyarakat pengunjung khususnya generasi muda Indonesia. Kebun Wisata Pasirmukti dapat dicapai sekitar 45 menit dari Jakarta.

Lokasi
16 km dari Kota Sungailiat

Desa Deniang
Kecamatan Sungailiat


Pantai Matras

Pantai Matras yang terletak di desa Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat, disebelah Timur Laut Pulau Bangka dan berjarak sekitar 40 km dari Pangkalpinang atau 7 km dari kota Sungailiat.

Pa
ntai ini sangat indah dan landai, dengan pasir putih yang halus, dengan panjang sekitar 3 km, dengan lebar 20 sampai 30 meter, pantai yang dilatar-belakangi oleh pepohonan kelapa ini menampilkan pula laut yang bening dan pemandangan indah serta aliran sungai yang alami sehingga acapkali disebut sebagai Pantai Surga.
Pantai Matras merupakan pantai yang paling banyak dikunjungi oleh pengunjung baik masyarakat Bangka sendiri atau wisatawan nusantara dan mancanegara.

TUGU OTTO TOOROP 1864
Kuburan yang terletak dipusat pertokoan Kota Sungailiat adalah merupakan tempat Kuburan orang-orang Belanda yang bekerja di pertambangan Timah di Pulau Bangka paska penyerangan Inggris atas Perancis pada tahun 1830-an.
Didasari oleh sebuah perjanjian antara Inggris dengan Belanda yang berdalih balas jasa atas bantuan Belanda mengexspansi Perancis. Pada tanggal 13 Agustus 1814 Pulau Bangka diserahkan oleh Inggris kewilayah kekuasaan Belanda dengan penandatangan sebuah perjanjian di London .

Berdasarkan bukti-bukti yang tertera pada tugu Otto Toorop tersebut bahwa kedua makam kuburan orang-orang Belanda yang terletak antara kedua prasasti Otto Toorop ialah orang-orang yang pernah berjasa terhadap pengembangan dan pemberdayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia utnuk mengelola serta mengolah pertambangan timah di Pulau Bangka ini pada waktu itu tahun 1879.

Lokasi
Desa Sri Menanti
Kecamatan Sungailiat

Tambah Gambar
Pemandian Dewi Kuan Yin
Sebuah tempat ibadah umat Budha – Khonghucu, berbentuk sebuah kapal yang siap berlayar. Letaknya ± 6 Km dari Pusat Kota sungailiat, tepatnya di Desa Jeliti Kecamatan Sungailiat Bangka. Dengan area seluas 15.420 m2 terdapat sebuah kolam pemandian alami yang sejuk dan segar dari sumber mata air yang mengalir dari atas bukit.
Air tersebut mempunyai khasiat untuk kesehatan tubuh bagi mereka yang percaya. Kolam p
emandian tersebut merupakan Kolam Tujuh Bidadari yang dipenuhi dengan tumbuhan teratai putih.
Tidak hanya itu, selain bisa beribadah dan mandi, disini juga kita bisa minum air sumur alami, bersih, jernih dan segar yang mempunyai khasiat.

Melalui tangan Bapak Hermanto Wijaya, SE alias Liang Huei Shiung, semua problema bisa diselesaikan di tempat Ibadah Taman Bunga Teratai Dewi Kuan Yin. Uniknya, tempat ini bukanlah pengo
batan alternatif, maupun ahli paramedis namun ini adalah sebuah keajaiban alam dan bukti Kebesaran Sang Maha Pencipta.

Selain daripada itu Taman Bunga Teratai mempunyai misi perdamaian dimana akan berdirinya bendera dari berbagai negara yang merupakan simbol perdamaian dunia. Adapun misi tersebut dituangkan dalam simbol “Ike Ti Chiu Ike cia thing, One Earth One Family, Satu Bumi Satu Keluarga”.

Disitu dapat kita jumpai wisma khusus didirikan untuk para pengunjung yang perlu menginap untuk peribadatan dan ketenangan jiwa. Bangunan dengan nuansa hijau menambah sejuknya suasana.


Tempat Ibadah Taman Bunga Terai Dewi Kuan Yin akan membawa anda berlayar menikmati keindahan alam, merasakan kejaiban alam dan menyaksikan kebesaran Tuhan.

Perkebunan Lada Tanjung Ratu
Bangka yang sejak ditemukannya tambang timah oleh orang-orang Belanda pada tahun 1700-an yang dikenal diseantero dunia juga tak kalah pentingnya bagi dunia, berupa hasil lada putih yang merajai komoditi primadona dan menembus pasaran dunia.

Sehingga Bangka juga dikenal di Eropa dengan sebutan pulau lada. Karena prospeknya sangat signifikan dengan permintaan pasar dunia sehingga masyarakat Bangka berlomba-lomba membuk
a usaha dibidang perkebunan lada ini.

Salah satu dari banyak para pengusaha yang tertarik salah satu dar
i sekian banyak para pengusaha yang tertarik mengiventasikan modalnya diperkebunan lada ini berlokasikan di Desa Tanjung Ratu Kelurahan Kenanga Kecamatan Sungailiat. Karena sangat luasnya areal perkebunan tersebut ( ± 100 Ha) sehingga dapat menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi karena jaraknya hanya ± 10 Km dari pusat Kota Sungailiat

Gunung Maras
Gunung ini terdapat di Desa Rambang, Kecamatan Riau Silip, sekitar 70 Km dari Kota Sungailiat atau sekitar 33 Km dari Kota Belinyu.


Gunung ini terdapat di Desa Rambang, Kecamatan Riau Silip, sekitar 70 Km dari Kota Sungailiat atau sekitar 33 Km dari Kota Belinyu.

Gunung ini merupakan salah satu objek wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi terutama oleh penggemar olahraga lintas alam seperti hiking, camping,
dan mendaki gunung,
Alamnya indah, pepohonan hutan yang cukup lebat menambah daya tarik tersendiri.

Begitu banyak dan beragamnya potensi wisata Bangka, membuat pulau ini pantas disebut tidak kalah dengan Pulau Dewata. Namun, pengelolaan yang tidak maksimal menyebabkan potensi ini seperti terabaikan. Jangankan orang Jakarta dan kota besar lainnya, warga Palembang dan Sumatera Selatan yang bertetangga pun seperti enggan berkunjung ke Bangka. Anda tertarik untuk mengunjunginya ?

source :
berbagai Sumber,
http://memoryindonesia.blogspot.com/,
http://new.rileks.com/dsp_cetak.php?artid=11052006064707
http://www.paketrupiah.com/artikel/bangka_belitung,_antara_pantai_dan_pecinan.php
http://mancung64.wordpress.com/2008/12/16/giri-sasana-menumbing-tempat-pengasingan-bung-karno-hatta-di-bangka-kini-terasingkan/
http://mancung64.wordpress.com/2008/12/11/pemandian-air-panas-tirta-tapta-pemali/

2 komentar:

R.I Jay 12 Juni 2009 pukul 06.37  

Aku adalah salah satu peserta Jamsostek..aku acungin 2 jempol untuk jamsostek karena pelayanan yang ramah, cepat dan tidak berbelit-belit. Oh ya jangan lupa main ke blog saya http://cyberbangka.blogspot.com siapa tau dapat inspirasi

Papoyz 31 Desember 2015 pukul 02.00  

indah sekali bangka!

Slide Kunjungan Bapak Dirut PT. Jamsostek (Persero)