Selamat Datang di Jamsostek Kantor Cabang Pangkalpinang, Negeri Laskar Pelangi

Pertemuan pimpinan DPD KSPSI Bangka Belitung dengan Komisaris Jamsostek Bapak Sjukur Sarto & Kakacab Jamsosek Pangkalpinang, Jumat, 16 Januari 2009

>> Jumat, 16 Januari 2009

Read more...

Wisata Bangka, Sudah mengunjungi Mentok?

>> Rabu, 14 Januari 2009

KOTA Mentok di Kabupaten Bangka Barat adalah kota tua yang berdiri sejak berabad silam. Penjajah Belanda-lah yang membangun daerah itu, sekaligus menjadikannya sebagai kota pelabuhan.

MELALUI Pelabuhan Muntok di Mentok, hasil alam terutama lada putih Bangka yang begitu terkenal diangkut kapal-kapal Belanda menuju ke daratan Eropa. Melalui Pelabuhan Muntok pula timah yang digali dari bumi Bangka dikirim ke negara penjajah.

Bekas kejayaan Mentok-sekaligus kebesaran penjajah Belanda-sampai kini masih jelas terlihat di kota yang kini ditetapkan menjadi ibu kota Kabupaten Bangka Barat tersebut. Ratusan gedung tua dengan mudah ditemui di seantero kota pantai dan perbukitan tersebut.

Dua di antara ratusan gedung tua yang masih kokoh berdiri bahkan memiliki nilai sejarah yang amat tinggi bagi negara ini. Dua gedung tua itu adalah Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam, gedung tersebut pernah dijadikan tempat tinggal pendiri negara ini.

Bung Karno bersama Bung Hatta dan sejumlah pemimpin republik pernah menempati dua bangunan bersejarah itu saat dibuang Belanda pada Februari 1949. Bung Hatta saat dibuang menempati Pesanggrahan Menumbing yang terletak di tengah hutan perawan di atas Bukit Menumbing.

Di dua gedung yang lokasinya berjarak sekitar 10 kilometer itulah pemimpin lain seperti H Agus Salim dan Mr Mohammad Roem dibuang bersama Presiden dan Wakil Presiden RI pertama tersebut.

Di Mentok, wisatawan dapat pula menikmati kemegahan bangunan tua yang masih kokoh, mercu suar Tanjung Kelian yang dibangun tahun 1862. Dari puncak bangunan itu, pengunjung bisa menyaksikan seantero Mentok dan sekitarnya.

Namun, sayang, Mentok pun seperti kota tua yang terlupakan. Kota kecamatan itu tetap belum menjadi daerah tujuan wisata, baik bagi wisatawan luar daerah maupun mancanegara. Mentok baru dinikmati oleh sebagian kecil warga setempat dan daerah lain di Pulau Bangka.

Wisatawan lokal itu umumnya juga hanya menikmati Pantai Tanjung Kelian dan mercu suarnya, serta Bukit Menumbing. Karena belum dikelola menjadi daerah tujuan wisata, menyebabkan Mentok tidak bisa berkembang sebagaimana mestinya.

Untuk Sejumlah kendala menghadang perkembangan Mentok. Salah satu hambatan utama adalah sulitnya transportasi di daerah itu. Agar bisa ke Bukit Menumbing, misalnya, alat transportasi yang bisa digunakan hanya dengan mobil atau sepeda motor sewaan, namun biayanya relatif mahal.

Para tukang ojek sepeda motor, misalnya, memasang tarif Rp 50.000-Rp 75.000 sekali jalan. Sementara mobil sewaan memasang tarif Rp 250.000. Mahalnya biaya disebabkan medan yang berat harus dilalui jika hendak ke Menumbing.

Jalan menanjak yang lebarnya hanya dua meter menjadi alasan mahalnya tarif. Belum lagi perjalanan menuju Menumbing yang harus melalui hutan perawan sejauh lima kilometer. "Saya tidak berani mengantar ke sana," ujar Sarif, salah seorang tukang ojek sepeda motor ketika diajak ke Menumbing.

Di perbukitan dengan ketinggian sekitar 800 meter dari permukaan laut tersebut pengunjung bisa melihat-lihat kamar tempat Bung Karno dan Bung Hatta serta salah satu mobil yang mereka pakai saat diasingkan Belanda di daerah itu.

Pesanggrahan tempat pembuangan Bung Karno dan Bung Hatta itu sejak beberapa tahun lalu telah diubah menjadi hotel dengan nama Jati Menumbing. Dari atas perbukitan ini, Kota Mentok, Pelabuhan Muntok, dan Selat Bangka terlihat dengan jelas.

Di Mentok juga terdapat Wisma Ranggam yang saat ini tengah dipugar. Gedung tua itu juga pernah menjadi tempat tinggal Bung Karno saat berada dalam pengasingan di Mentok.

Keindahan Mentok tidak hanya itu. Berjalan-jalan di dalam kota kecil itu tidak ubahnya berjalan-jalan di kota tua. Di mana-mana terdapat gedung tua, baik yang masih terawat karena dihuni maupun yang sudah rusak berat karena dibiarkan telantar.

Itu semua bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung yang datang. Warga Sumatera, misalnya, bisa datang ke Mentok melalui Pelabuhan Muntok. Dari Pelabuhan Boom Baru di tepi Sungai Musi di Kota Palembang, Mentok dapat dicapai dengan kapal cepat sekitar 2,5- 3 jam.

WISATA Pulau Bangka memang tidak hanya melulu mengandalkan pantainya yang cantik-cantik. Sejumlah obyek lain di pulau itu bisa diandalkan menjadi magnet penarik wisatawan.

Sebut saja misalnya beberapa tempat-tempat pemandian air panas di beberapa kabupaten. Salah satunya adalah tempat wisata pemandian air panas Pemali di Sungai Liat, Kabupaten Bangka.

Sama seperti beberapa pemandian ari panas lain di Bangka, sumber mata air panas di Pemali juga berasal dari dalam perut bumi. Air panas yang konon bisa menyembuhkan aneka macam penyakit kulit itu keluar memancar dari perut bumi.

Namun, sayang, saat ini Pemali ditutup sementara karena di lokasi itu tengah dibangun rumah makan dan gedung lainnya. Hanya warga sekitar lokasi pemandian itu yang masih bisa mandi-mandi atau sekadar merendam kakinya di kolam air panas. Satu lokasi pemandian air panas lainnya ada di Dendang, Kecamatan Kelapa. Namun, lokasi ini belum dikelola secara baik.

Selain Pantai Pasir Padi, masih banyak pantai lain yang seharusnya bisa mengundang wisatawan. Sebut saja misalnya Pantai Matras, Pantai Parai/Tenggiri, Pantai Batu Bedaun, Pantai Tanjung Pesona, Pantai Teluk Uber, Pantai Rebo, Pantai Air Anyer, Pantai Remodong, Pantai Tanjung Kelian, Pantai Tanjung Ular, Pantai Pasir Kuning, dan Pantai Penyak.

Bagi penggemar lokasi wisata bukan pantai, Bangka juga memiliki tak sedikit tempat wisata. Bagi mereka yang suka wisata alam, di Sungailiat, Kabupaten Bangka, terdapat hutan wisata. Hutan ini terletak di jantung Sungailiat. Lokasinya di depan Masjid Agung. Tempat ini sering dipakai berkemah oleh anak-anak muda atau pelajar dan Pramuka.

Pulau Bangka yang sekitar 40 persen penduduknya warga keturunan Cina juga banyak memiliki gedung-gedung tua yang indah. Bahkan, kampung Cina dengan ciri khasnya bisa ditemui di sejumlah lokasi. Di beberapa kampung Cina, keanekaragaman adat, seni, dan budayanya bisa menjadi pemandangan tersendiri.

Beberapa kampung Cina yang terdapat di Pulau Bangka antara lain di Pari Tiga Jebus, Kuto Panji Belinyu, Kampung Bintang, Pangkal Pinang, dan Desa Mengkuban Manggar.

Desa wisata, tetapi dalam nuansa lain bisa pula ditemukan di Bangka, yakni Desa Wisata Bali. Desa ini adalah Trans VI Batu Betumpang yang merupakan desa percontohan, dengan penduduk berasal dari Bali. Bersihnya perkampungan, sifat gotong royong, balai banjar, dan pura tempat sembahyang umat Hindu Bali menjadi ciri khasnya.

Bangka seolah-olah diciptakan Tuhan menjadi tempat tujuan wisata. Lokasi wisata lain yang dapat dinikmati pengunjung antara lain air terjun Sadap di Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah. Bahkan, tersedia wisata agro di pulau ini. Kebun lada putih yang banyak tersebar di pulau itu, ditambah perkebunan karet dan kelapa sawit, bisa menjadi pemandangan yang mengasyikkan bagi pengunjung.

Bagi penggemar buah nanas, hamparan perkebunan nanas yang luas bisa disaksikan di Toboali, di bagian selatan Pulau Bangka. Di perkebunan nanas ini pengunjung bisa langsung menikmati nanas segar dan manis langsung dari kebun.

Membicarakan potensi wisata Pulau Bangka memang seakan tiada habisnya. Selain di Mentok, tempat wisata sejarah terdapat pula di Kota Pangkal Pinang. Salah satu bangunan tua adalah Museum Timah yang terletak di jantung kota. Gedung ini menyimpan sejarah penambangan timah di Bangka.

Bangka masih pula menyimpan potensi wisata lain, misalnya kolam ikan Pha Kak Liang dengan bangunan khas Cina di Belinyu, klenteng di daerah Jebus juga menyimpan keindahan arsitektur khas Cina.

Sumber :

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0305/31/Wisata/331416.htm

Read more...

Pariwisata di Pulau Bangka dan Belitung

Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah propinsi di timur pulau Sumatra yang dulu merupakan bagian dari propinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah propinsi ini adalah 81.724,74 km², terdiri dari daratan 16.423,74 km² dan lautan 65.301 km² dengan garis pantai sepanjang 1200 km. Propinsi Bangka Belitung didiami oleh 1.000.177 jiwa dan mayoritas penduduk adalah suku melayu. Bangsa Tionghoa menempati posisikedua etnis terbesar sebanyak 30 %.

Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai propinsi berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 2000 pada 4 Desember 2000. Disahkan baru pada 9 Februari 2002, propinsi baru ini menetapkan bekas ibu kota kabupaten, Pangkalpinang sebagai ibu kota propinsi. Awalnya, Propinsi Bangka Belitung hanya terdiri dari 3 Daerah Tingkat II, yaitu Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Sejak 23 Januari 2003, jumlah kabupaten dimekarkan dengan menambah 4 kabupaten baru yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur.

Propinsi Bangka Belitung memiliki dua 2 bandar udara, masing masing Bandara Depati Amir di Pangkalpinang, Pulau Bangka dan Bandara H. AS Hanandjoeddin di Tanjungpandan, Belitung. Dengan pesawat, Bangka hanya sejauh 2,5 jam dari Jakarta. Empat pelabuhan laut untuk penumpang yang ada di Propinsi ini adalah Pangkalbalam, Tanjung Kalian, Mentok dan Tanjungpandan. Kebanyakan angkutan darat dilayani oleh opelet dan taksi. Terminal-terminal angkot ada di tiap ibu kota kabupaten. Bangka Belitung memiliki hotel dan penginapan sebanyak 61 buah dengan total kamar mencapai 1.054 buah.

Sebagai propinsi kepulauan, Bangka Belitung memiliki potensi besar dalam bidang wisata bahari. Hampir semua pantai di Kepulauan ini adalah merupakan tipikal pantai santai yang berpasir putih dengan ombak yang sangat tenang. Pantai-pantai yang sangat landai tersebut masih sangat bersih dan alami karena tingkat polusi tanah dan air yang belum terlalu besar di lingkungan pesisir. Bahkan, banyak pantai yang belum terjamah industri bisa dijadikan tempat petualangan yang seru.



Pantai Hakok (Parai Tenggiri)

Lokasinya Dekat dengan kota Sungailiat (se
kitar 45 Menit dari Kota Pangkalpinang)
pantai ini memiliki pemand
angan yang sangat indah, dan memiliki struktur pantai yang terbilang langka, enak untuk dipakai mandi dan berenang, karena pantainya tidak dalam, dengan ombak yang lembut, dikelilingi oleh karang-karang alami yang sangat indah. selain pantai ini di pulau Bangka masih banyak pantai lainnya yang tidak kalah indahnya, seperti pantai pasir padi (pangkalpinang), Pantai rebo' (sungailiat), pantai romodong (Belinyu), pantai tanjung pesona (sungailiat), dll.


Phak Kak Liang
Menurut cerita di masyarakat set
empat, Phak Kak Liang adalah nama sang pembuat danau. Di sekeliling danau terdapat perkampungan perkampungan orang Tionghoa. Rumah-rumah pendudukpun masih menggunakan arsitektur bergaya oriental. Danau Phak Kak Liang berada sekitar 57 km dari Sungailiat. Tak hanya di sekeliling Danau Phak Kak Liang, perkampungan orang Tionghoa juga bisa ditemui di Pari Tiga Jebus, Kuto Panji Belinyu, Kampung Bintang, Pangkalpinang, dan Desa Mengkuban Manggar.Yang tak kalah menariknya dari kawasan ini adalah pengunjung dapat menyaksikan ikan air tawar yang besar-besar bermunculan dari permukaan air, apabila wisatawan memberikan sekedar makanan ikan yang telah disediakan oleh penjaga setempat dan menurut cerita bahwa ikan-ikan tersebut tidak boleh dipancing atau dimakan.

Orang Tionghoa yang tinggal di Kepulauan Bangka Belitung umumnya berasal dari etnis Khek dan Hokian. Mereka mulai tinggal di tanah Bangka dan Belitung sejak abad 18. Banyak penduduknya yang masih punya keterkaitan sejarah dengan negara China. Sehingga tak hanya unsur budaya fisik saja, pemerintah Propinsi Bangka Belitung juga berupaya melestarikan tradisi turun temurun etnis Tionghoa di Bangka. Unsur tradisi yang dikembangkan dengan tujuan memajukan pariwisata daerah adalah Festival Imlek, Perayaan Pe Chun, Ritua Sembahyang Kubur, Barongsai dan Liong. (Rob/290408)

Tambah Gambar

Gunung Menumbing
Kompleks Giri Sasana Menumbing, di Muntok Kabupaten Bangka Barat tempat diasingkannya Presiden Soekarno dan kawan-kawan, seperti tinggal nama. Aset sejarah itu terkesan dibiarkan dan diasingkan.Selain Bung Karno, sejumlah tokoh nasional juga pernah diasingkan di bangunan yang terletak di pucuk Gunung Menumbing ini. Sebut, misalnya, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sekretaris Negara Pringgodigdo, Menteri Luar Negeri Agus Salim, Menteri Pengajaran Ali Sastroamidjojo, Ketua Badan KNIP Mr Assaat,Wakil Perdana Menteri Mr Moh Roem dan Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara S Suryadarma.

Berdasarkan informasi tertulis yang dipajang di ruang 102, Soekarno dan kawan-kawan dibawa ke tempat ini dibagi menjadi tiga kelompok atau rombongan.Rombongan pertama adalah Mohammad Hatta, Mr A.G. Pringgodigdo, Mr. Assaat, dan Komodor Udara S Suryadarma. Mereka datang ke tempat ini tanggal 22 Desember 1948 dari Yogyakarta. Rombongan kedua adalah Mr. Moh Roem dan Mr. Ali Sastroamidjojo, yang dibawa lansung oleh Belanda dari Yogyakarta ke Manumbing pada tanggal 31 Desember 1948 dan rombongan ketiga adalah Bung karno dan Agus Salim didatangkan ke Bangka pada tanggal 6 februari 1949 dari tempat pengasingannya Kota Prapat, Sumatera Utara yang berdekatan dengan Danau Toba. Mereka datang dengan pesawat Catalina yang mendarat di Muara Sungai Pangkalbalam. Soekarno dan H. Agus Salim ini dipindahkan ke Bangka atas permintaan Presiden Soekarno agar mudah konsultasi dengan Moh. Hatta, atas permintaan Soekarno juga rombongan dibagi 2 yaitu menginap di Menumbing dan Wisma Ranggam

Di komplek dengan ketinggian sekitar 445 meter dari permukaan laut itu lah, Soekarno dan kawan-kawan menjalani hari-harinya semasa pengasingan. Sayangnya, aset itu tak terawat. Padahal di tempat itu banyak dihasilkan keputusan penting terkait dengan keberlangsungan negara ini.

Perjalanan ke sana memang membuat jantung deg-degan. Maklum jalan menuju puncak hanya untuk satu jalur mobil dan berbelok-belok. Ditambah lagi aspal lama yang ditumbuhi jamur membuat jalan agak sedikit licin. Bila musim hujan jalan menjadi sangat licin, sehingga kerapkali tidak bisa dilewati. Hutan yang terlihat dari balik kaca mobil masih kelihatan asri. Pohon-pohon yang besar, mungkin sejak dulu belum pernah ditebang . Setelah menempuh perjalanan dengan melewati jalan yang terjal, licin, dan berbelok-belok, dan pos satpam di pintu masuk akhirnya sampailah di Kompleks Giri Sasana Menumbing tersebut.Untuk masuk kewilayah ini, pengunjung dikenakan biaya,satu orang Rp2.000 dan untuk mobil Rp10.000. Tidak mahal untuk ukuran sekarang.

Tidak ada data pasti kapan Kompleks Giri Sasana Menumbing ini dibangun. Giri Sasana Menumbing ini dibangun oleh para pekerja rodi masa penjajahan Belanda pada tahun 1927. Sementara dari sumber lain menyebutkan komplek itu dibangun pada tahun 1890 dan sumber lainnya pada tahun 1932. Bangunan ini sempat digunakan oleh Banka Tin Winning, cikal bakal PT Timah. Arsitektur bangunan pun kelihatan apik. Dinding dibuat dengan batu granit.

Di atas lahan seluas dua hektar itu terdapat tiga bangunan, yakni bangunan utama yang terdiri 6 kamar dan dua paviliun terdiri 6 kamar dan 7 kamar. Tahun 1996, Pemerintah Kabupaten Bangka, saat itu masih tergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan, menyewakan bangunan bersejarah tersebut kepada PT Carmeta selama 15 tahun untuk dikelola sebagai hotel dan restoran. Giri Sasana Menumbing pun berubah nama menjadi Hotel Jati Menumbing. Ada sekitar 30 kamar di sana. Pada awal-awal pengelolaan, wisatawan lokal ataupun mancanegara banyak berkunjung dan menginap di hotel tersebut. Namun, sejak dua tahun terakhir, para pengunjung, baik yang hanya sekadar datang atau menginap sepi sekali.

Entah apa alasan Pemkab Bangka waktu itu, mengizinkan Komplek Giri Menumbing tersebut dikontrakkkan kepada PT Carmeta yang selanjutnya dijadikan Hotel Menumbing. Sayang sekali di tempat aset sejarah itu pun dibangun menara sarana telekomunikasi dan stasiun pemancar siaran televisi. Secara tak sadar keberadaan menara itu jelas merusak lanskap keseluruhan situs bersejarah tersebut.

Karena sepinya pengunjung, membuat pemasukan hotel sangat minim. Akibatnya, genset yang biasa digunakan sebagai sumber penerangan tidak dihidupkan lagi. Terpaksa, pada malam hari menggunakan lampu minyak tanah sebagai penerang.

Di gedung utama itulah terdapat kamar Bung Karno pada masa pengasingan dulu pada tahun 1948. Namun besi yang dulu dijadikan terali sudah tidak ada dan dibiarkan plong. Saat Megawati berkunjung ke sana, dia meminta besi itu dipasangkan lagi. Di gedung itu pun terdapat sebuah lonceng yang sering digunakan tentara Belanda untuk keperluan tertentu.
Di depan kamar 102 dipajang mobil Ford de luxe delapan silinder dengan pelat nomor BN 10. Mobil itu kerap dipakai Bung Karno saat mengujungi rakyat Muntok dan Pangkalpinang maupun daerah lainnya di wilayah Bangka. Namun, mobil bercat hita
m dibuat tahun 1948 itu kini sudah tak bermesin.

Soal arsip-arsip peninggalan Soekarno pun tak bisa ditemukan di Sasana Menumbing. Tak tahu ke mana jejaknya. Hanya saja arsip-arsip itu pernah terlihat di Wisma Ranggam dan dalam keadaanya sudah banyak dimakan rayap.

Di dalam kamar 102 itu, selain gambar-gambar Soekarno, gambar Hatta, tokoh-tokoh politik Indonesia karya M Isa Djamaludin, dan beberapa tulisan Koran terpajang di sejumlah dinding. Di dalam kamar itu selain di dapati meja dan kursi kerja Bung Karno, juga terdapat meja tulis dari batu pualam. Di kamar itu Bung Karno menjamu tamunya, seperti Bung Hata diasingkan di gedung/vila yang berbeda. Memasuki kamar ini, para pengunjung harus membuka sepatu maupun sandal. Larangan yang ditulis dengan spidol kecil itu sudah buram dengan tipe penulisan yang terpisah-pisah. Sebelah kanan pintu masuk terdapat tulisan Bung Hatta tertanggal 17 Agustus 1951, yang ditulis di plat besi kuningan dan bertuliskan, “Kenang-kenangan Menumbing. Di bawah sinar gemerlap, terang tjuatja Bangka, Djokdjakarta, Djakarta. Hidup Pantjasila, Bhineka Tunggal Ika.”

Sementara di kamar 101 terdapat ada dua buah bed kayu bersprei putih. Tak jelas bed/ranjang mana yang dijadikan Bung Karno untuk merebahkan badannya. Di kamar itu pun terdapat meja tulis dan sebuah serambi untuk duduk-duduk melihat pemandangan di luar dan ada juga lemari tiga pintu tempat Bung Karno untuk menyimpan pakaian. Sumber : UBB site



Desa Wisata Nelayan Kurau
Terletak 50 km dari kota Sungailiat ke arah selatan. Perkampungan nelayan dengan kegiatan sehari-harinya sebagai pencari ikan tradisional di laut dengan kesederhanaan perkampungannya. Pengunjung dapat melakukan kegiatan berperahu menelusuri sungai.

Desa Wisata Bali Trans IV Batu Betumpang
Merupakan desa percontohan dengan penduduk berasal dari daerah B
ali, bersihnya perkampungan, sifat gotong-royong, Balai Banjar, dan Pura tempat sembahyang umat Hindu Bali yang mempunyai ciri khas Bali dengan tingginya seni dan budaya, merupakan atraksi yang dapat disaksikan wisatawan yang berkunjung kesini. Lokasinya 140 km dari kota Sungailiat, tepatnya di kecamatan Payung.

Hutan Wisata Sungailiat

Terletak di jantung kota Sungailiat dan tepatnya di hadapan Mesjid Agung Sungailiat, tempat ini sering diadakan tempat berkemah bagi anak-anak muda/pelajar dan pramuka dan tempat ini juga baik untuk istirahat sekedar menikmati pepohon
an yang lebat dan tinggi.

Kolam Pemancingan
Tempat ini sering digunakan oleh masyarakat untuk beristirahat dengan semilir angin dibawah pohon kelapa dan setiap harinya dipergunakan untuk memancing air tawar dengan ikan yang cukup beragam, lokasi ini berada di pinggir Jalan Sudirman Sungailiat.

Air Panas Pemali

Objek wisata satu ini merupakan aset wisata pantai yang terletak didesa Pemali Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka, sekitar 20 km dari Kota Sungailiat. Air panas ini berasal dari air tanah aktif yang mengeluarkan belerang yang sangat cocok bagi wisatawan yang datang untuk kesehatan atau menghilangkan pegal-pegal de
ngan cara berendam dikolam air yang disediakan. Lokasi sumber air panas di Pemali pertama kali ditemukan pada zaman kolonial Belanda. Pada saat itu dilakukan eksplorasi timah oleh perusahaan B.T.W. (Bangka Tin Winning Bedrijt) yaitu perusahaan milik Belanda yang khusus bergerak disektor pertambangan timah di Pulau Bangka.

Setelah kemardekaan RI perusahaan penambangan timah diambil alih dari pemerintahan kolonial menjadi sebuah perusahaan penambangan yang dimiliki oleh negara, yakni PT. TIMAH dan secara otomatis keberadaan lokasi sumber air panas menjadi bagian kepemilikan dan pengelolaan PT Timah. pada era dasa warsa 70-an, air panas Pemali dipugar dan dikembangkan oleh perusahaan Timah, yang selama beberapa tahun sempat terawat dengan baik dan menjadi salah satu tempat rekreasi masyarakat .

Batu Balai
Di Mentok, objek wisata batu besar menyerupai kapal besar, menurut legenda dan cerita rakya
t, batu tersebut terbentuk dikarenakan hukuman orangtua kepada anaknya yang tidak mengakui ibu kandungnya sendiri. Konon, cerita pada zaman dahulu ada sebuah keluarga miskin yang mempunyai anak laki-laki yang merantau keluar daerah untuk mencari kehidupan yang lebih baik, setelah beberapa tahun merantau di negeri orang, anak laki-laki tersebut berhasil dan menjadi saudagar kaya, dan pada saat pulang ke kampung halaman menemui orangtuanya, ia tidak mengakui ibunya yang tua renta setelah puluhan tahun tidak bertemu, dikarenakan malu dengan istrinya yang cantik jelita.

Karena tidak diakui oleh anaknya, ibu dari anak laki-laki tersebut mohon kepada Tuhan untuk memberikan pelajaran atau kutukan kepada anaknya. Berkat doa ibunya tersebut, pada saat itu juga anak laki-lakinya itu beserta rombongan kapalnya menjadi batu. Cerita ini sama dengan cerita si Malin Kundang yang sangat terkenal itu, yang berasal dari Sumatera Barat/Padang.

WISATA ALAM BEBAS / BIO (BANGKA ISLAND OUTDOOR)
Bio (Bangka Island Outdoor) adalah suatu tempat Pelatihan Bimbingan dan Pendidikan ko
nseling terpadu yang menciptakan suatu Investasi Kerja oleh seseorang karena telah ditemukannya kembali sesuatu potensi didalam dirinya yang selama ini mungkin belum termanajemen dengan baik atau belum pernah tergali sama sekali. Karena ditempat ini memang dibentuk sedemikian rupa sehingga suasana yang membuat orang-orang bisa mengembalikan kepercayaan dirinya dan menciptakan sesuatu hal-hal yang baru baik untuk diri pribadi maupun untuk orang lain dalam bentuk yang luas.
Tempat ini berada di Desa Deniang, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka,.±16 km dari Kota Sungailiat. Kawasan ini merupakan peninggalan penambangan timah yang dibentuk guna kegiatan alam bebas. Para wisatawan dapat meiakukan kayaking, jungle trekking, mangrove walk, alpine tower, mountain cyclin
g dan masih banyak lagi yang dapat dinikmati

Lokasi
20 km dari Kota Sungailiat

Desa Mabat
Kecamatan Bakam

KEBUN WISATA PASIRMUKTI
Kebun Wisata Agro yang ramah lingkungan dengan panorama hamparan
sawah di antara kebun buah dan kolam ikan. Terletak diantara desa Tajur, Pasirmukti dan Gunungsari, kecamatan Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Melalui wisata agro yang mendidik dan menghibur, kami memberikan pengenalan dan pengetahuan pertanian bagi masyarakat pengunjung khususnya generasi muda Indonesia. Kebun Wisata Pasirmukti dapat dicapai sekitar 45 menit dari Jakarta.

Lokasi
16 km dari Kota Sungailiat

Desa Deniang
Kecamatan Sungailiat


Pantai Matras

Pantai Matras yang terletak di desa Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat, disebelah Timur Laut Pulau Bangka dan berjarak sekitar 40 km dari Pangkalpinang atau 7 km dari kota Sungailiat.

Pa
ntai ini sangat indah dan landai, dengan pasir putih yang halus, dengan panjang sekitar 3 km, dengan lebar 20 sampai 30 meter, pantai yang dilatar-belakangi oleh pepohonan kelapa ini menampilkan pula laut yang bening dan pemandangan indah serta aliran sungai yang alami sehingga acapkali disebut sebagai Pantai Surga.
Pantai Matras merupakan pantai yang paling banyak dikunjungi oleh pengunjung baik masyarakat Bangka sendiri atau wisatawan nusantara dan mancanegara.

TUGU OTTO TOOROP 1864
Kuburan yang terletak dipusat pertokoan Kota Sungailiat adalah merupakan tempat Kuburan orang-orang Belanda yang bekerja di pertambangan Timah di Pulau Bangka paska penyerangan Inggris atas Perancis pada tahun 1830-an.
Didasari oleh sebuah perjanjian antara Inggris dengan Belanda yang berdalih balas jasa atas bantuan Belanda mengexspansi Perancis. Pada tanggal 13 Agustus 1814 Pulau Bangka diserahkan oleh Inggris kewilayah kekuasaan Belanda dengan penandatangan sebuah perjanjian di London .

Berdasarkan bukti-bukti yang tertera pada tugu Otto Toorop tersebut bahwa kedua makam kuburan orang-orang Belanda yang terletak antara kedua prasasti Otto Toorop ialah orang-orang yang pernah berjasa terhadap pengembangan dan pemberdayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia utnuk mengelola serta mengolah pertambangan timah di Pulau Bangka ini pada waktu itu tahun 1879.

Lokasi
Desa Sri Menanti
Kecamatan Sungailiat

Tambah Gambar
Pemandian Dewi Kuan Yin
Sebuah tempat ibadah umat Budha – Khonghucu, berbentuk sebuah kapal yang siap berlayar. Letaknya ± 6 Km dari Pusat Kota sungailiat, tepatnya di Desa Jeliti Kecamatan Sungailiat Bangka. Dengan area seluas 15.420 m2 terdapat sebuah kolam pemandian alami yang sejuk dan segar dari sumber mata air yang mengalir dari atas bukit.
Air tersebut mempunyai khasiat untuk kesehatan tubuh bagi mereka yang percaya. Kolam p
emandian tersebut merupakan Kolam Tujuh Bidadari yang dipenuhi dengan tumbuhan teratai putih.
Tidak hanya itu, selain bisa beribadah dan mandi, disini juga kita bisa minum air sumur alami, bersih, jernih dan segar yang mempunyai khasiat.

Melalui tangan Bapak Hermanto Wijaya, SE alias Liang Huei Shiung, semua problema bisa diselesaikan di tempat Ibadah Taman Bunga Teratai Dewi Kuan Yin. Uniknya, tempat ini bukanlah pengo
batan alternatif, maupun ahli paramedis namun ini adalah sebuah keajaiban alam dan bukti Kebesaran Sang Maha Pencipta.

Selain daripada itu Taman Bunga Teratai mempunyai misi perdamaian dimana akan berdirinya bendera dari berbagai negara yang merupakan simbol perdamaian dunia. Adapun misi tersebut dituangkan dalam simbol “Ike Ti Chiu Ike cia thing, One Earth One Family, Satu Bumi Satu Keluarga”.

Disitu dapat kita jumpai wisma khusus didirikan untuk para pengunjung yang perlu menginap untuk peribadatan dan ketenangan jiwa. Bangunan dengan nuansa hijau menambah sejuknya suasana.


Tempat Ibadah Taman Bunga Terai Dewi Kuan Yin akan membawa anda berlayar menikmati keindahan alam, merasakan kejaiban alam dan menyaksikan kebesaran Tuhan.

Perkebunan Lada Tanjung Ratu
Bangka yang sejak ditemukannya tambang timah oleh orang-orang Belanda pada tahun 1700-an yang dikenal diseantero dunia juga tak kalah pentingnya bagi dunia, berupa hasil lada putih yang merajai komoditi primadona dan menembus pasaran dunia.

Sehingga Bangka juga dikenal di Eropa dengan sebutan pulau lada. Karena prospeknya sangat signifikan dengan permintaan pasar dunia sehingga masyarakat Bangka berlomba-lomba membuk
a usaha dibidang perkebunan lada ini.

Salah satu dari banyak para pengusaha yang tertarik salah satu dar
i sekian banyak para pengusaha yang tertarik mengiventasikan modalnya diperkebunan lada ini berlokasikan di Desa Tanjung Ratu Kelurahan Kenanga Kecamatan Sungailiat. Karena sangat luasnya areal perkebunan tersebut ( ± 100 Ha) sehingga dapat menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi karena jaraknya hanya ± 10 Km dari pusat Kota Sungailiat

Gunung Maras
Gunung ini terdapat di Desa Rambang, Kecamatan Riau Silip, sekitar 70 Km dari Kota Sungailiat atau sekitar 33 Km dari Kota Belinyu.


Gunung ini terdapat di Desa Rambang, Kecamatan Riau Silip, sekitar 70 Km dari Kota Sungailiat atau sekitar 33 Km dari Kota Belinyu.

Gunung ini merupakan salah satu objek wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi terutama oleh penggemar olahraga lintas alam seperti hiking, camping,
dan mendaki gunung,
Alamnya indah, pepohonan hutan yang cukup lebat menambah daya tarik tersendiri.

Begitu banyak dan beragamnya potensi wisata Bangka, membuat pulau ini pantas disebut tidak kalah dengan Pulau Dewata. Namun, pengelolaan yang tidak maksimal menyebabkan potensi ini seperti terabaikan. Jangankan orang Jakarta dan kota besar lainnya, warga Palembang dan Sumatera Selatan yang bertetangga pun seperti enggan berkunjung ke Bangka. Anda tertarik untuk mengunjunginya ?

source :
berbagai Sumber,
http://memoryindonesia.blogspot.com/,
http://new.rileks.com/dsp_cetak.php?artid=11052006064707
http://www.paketrupiah.com/artikel/bangka_belitung,_antara_pantai_dan_pecinan.php
http://mancung64.wordpress.com/2008/12/16/giri-sasana-menumbing-tempat-pengasingan-bung-karno-hatta-di-bangka-kini-terasingkan/
http://mancung64.wordpress.com/2008/12/11/pemandian-air-panas-tirta-tapta-pemali/

Read more...

Profil Kakacab Pangkalpinang

>> Selasa, 13 Januari 2009


Lindungi dan Layani Pekerja dengan Optimal


Ramah, murah, senyum namun berwibawa. Demikian kesan yang terpancar tatkala kita bertemu Kakacab Jamsostek Pangkalpinang, Muhammad Akip. Pria kelahiran Palembang ini kini mesti kerja keras membesarkan PT. Jamsostek yang notabene perusahaan negara yang mengurusi soal tenaga kerja. Menurut Akip, yang kini tinggal di jalan Abdul Hamid Pangkalpinang, berharap agar semua perusahaan yang ada di Babel terdaftar sebagai peserta Jamsostek. Karena sesungguhnya setiap perusahaan yang tidak ikut program Jamsostek akan rugi. Lebih jauh diharapakan, PT. Jamsostek akan bertekad dan berupaya meningkatkan kinerja dan produktivitas dalam mengurus kepentingan perusahaan dan tenaga kerja. Bagi tenaga kerja, mereka akan lebih tenang, aman dan produktif dalam bekerja sesuai dengan motto yang dimiliki PT. Jamsostek, yakni melindungi pekerja dan mitra pengusaha.
Selanjutnya, dijelaskan pria yang menamatkan pendidikan S2 di Universitas Indonesia Jakarta jurusan Ilmu Administrasi Kekhususan Program Bisnis ini,
PT. Jamsostek ingin memberikan pelayanan yang optimla bagi seluruh pesertanya. Untuk itu perusahaan kini sudah online di seluruh Indonesia termasuk PT. Jamsostek Pangkalpinang. "Dengan demikian urusan klaim peserta Jamsostek akan lebih mudah dilakukan, cepat, bisa ditunggu, dan bisa dilakukan dimana saja", papar Akip. Kemudian diungkapkan bapak dari Alyani Khairunnisa dan Amri Khairidin ini, "ditengah kesibukan para pengusaha yang sulit mendapatkan waktu untuk mencari informasi mengenai perkembangan PT. Jamsostek, dapat melihat di website PT. Jamsostek www. jamsostek.co.id maupun media massa. oleh karena itu, pihak Jamsostek mulai saat ini dan setrusnya senantiasa akan menyampaikan onformasi kepada para pengusaha maupun tenaga kerja bila terdapat perubahan maupun kebijakan manajemen dalam penyelenggaraan program Jamsostek atau hal-hal lain yang kiranya sangat bermanfaat bagi perusahaan, peserta, dan tenaga kerja". PT. Jamsostek (Persero) telah menerbitkan berbagai kebijakan dan informasi penting, yang antara lain adalah :
  1. Telah terbit Peraturan Pemerintah Nomor 76 tahun 2007 tentang peningkatan Manfaat berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK).
  2. Pada tanggal 1 Mei 2008, PT. Jamsostek (Persero) memberikan insentif sebesar 2,1% diluar bunga yang telah diberikan sebesar 9,5%/pa dari saldo akhir JHT tahun 2007, kepada setiap tenaga kerja peserta yang memiliki akun jaminan hari tua (JHT). Insentif tersebut merupakan hasil pengembangan dana yang dikelola.
  3. Hasil pengelolaan dana Jamsostek sebesar-besarnya akan dikembalikan kepada peserta sejak tahun buku 2007. Pemerintah sebagai pemegang saham mengembalikan hak dividen kepada peserta atau dengan kata lain "No Deviden".
Kendati kesibukannya begitu padat, tak membuat Bapak yang pernah menjabat sebagai Kabid Pemasaran PT. Jamsostek Cabang Gambir pada tahun 2005 sampai Februari 2008 ini lupa akan keluarga. Sesibuk apapun, Beliau selalu mendapat dukungan dari sang istri tercinta. "Saya bersyukur, isteri saya bisa mengerti tentang kesibukan saya selama bekerja. Ia selalu mendukung penuh karena istri saya sebagai ibu rumah tangga. Jadi ia bisa memahami posisi saya sebagai pimpinan Jamsostek kantor cabang Pangkalpinang yang begitu padat dengan kesibukan kerja."

Data Pribadi Kakacab Pangkalpinang

Nama Lengkap:
Muhammad Akip, SE., M. Si

Tempat/Tanggal Lahir :
Gunung Batu/ 14 November 1966

Alamat Kantor :
PT. Jamsostek (Persero) Cabang Pangkalpinang
Jl. Jend. Sudirman No. 9
Pangkalpinang

Alamat Tempat Tinggal :
Jl. Abdul Hamid No. 207 Pangkalpinang


Status/Jumlah Anak:
Kawin/2 Anak

Sumber : Pangkalpinang Pos, Edisi 38, Minggu I, Desember 2008

Read more...

Slide Kunjungan Bapak Dirut PT. Jamsostek (Persero)